Siringoringo, Claudia Rosaulina (2018) An Analysis Of Illocution In The Second Debate Of Governor And Vice Governor Candidates Election Of DKI Jakarta Period Of 2017 – 2022. S1 thesis, Universitas Kristen Indonesia.
Text (Hal_Judul_Abstrak_Daftar_Isi)
HalJudulAbstrakDaftarIsi.pdf Download (603kB) |
|
Text (BAB_I)
BABI.pdf Download (144kB) |
|
Text (BAB_II)
BABII.pdf Restricted to Registered users only Download (206kB) |
|
Text (BAB_III)
BABIII.pdf Restricted to Registered users only Download (261kB) |
|
Text (BAB_IV)
BABIV.pdf Restricted to Registered users only Download (120kB) |
|
Text (Daftar_Pustaka)
DaftarPustaka.pdf Download (165kB) |
|
Text (Lampiran)
Lampiran.pdf Download (258kB) |
Abstract
Kegiatan berkomunikasi dapat terlihat dalam wujud kegiatan bertutur yang selalu hadir dalam kehidupan bermasyarakat. Perilaku bertutur dalam kehidupan mempunyai maksud dan tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut, perilaku bertutur membutuhkan bahasa. Dilihat dari sudut penutur, maka bahasa itu berfungsi personal atau pribadi. Maksudnya, penutur menyatakan sikap terhadap apa yang dituturkannya. Penutur bukan hanya mengungkapkan emosi lewat bahasa, tetapi juga memperlihatkan emosi itu sewaktu menyampaikan tuturan. Pada lain hal, kegiatan bertutur ini juga bisa terlihat pada dunia politik khususnya acara kampanye, pemilihan pemimpin suatu organisasi, dan banyak lagi. Dalam kesempatan ini, contoh di Indonesia, terdapat aksi politik tahunan untuk pemilihan pemimpin, khususnya terakhir ini ada pemilihan pemimpin DKI Jakarta, dan tentunya dalam melancarkan aksi debat tersebut para calon kandidat tidak terlepas dari penggunaan bahasa untuk memikat rakyat setempat. Dalam menyelidiki peran bahasa pada komunikasi kali ini, yaitu dengan cara memeriksa pidato debat politik Basuki Tjahja Purnama (Ahok) dan wakilnya Djarot Saiful Hidayat dengan kandidat pesaingnya Anis Rashid Baswedan dan wakilnya Sandiaga Salahuddin Uno di putaran kedua Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Periode 2017- 2022. Dua puluh data yang diambil untuk dianalisis dan hasil yang menunjukkan bahwa persentase pada kalimat yang dipilih antara lain Representatif 45%, Komisif 25%, Deklaratif 15%, dan 15% ekspresif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Anis dan Sandiaga lebih mengandalkan tindakan Komisif, Ekspresif, dan Declarative dibandingkan dengan tindak tutur yang lainnya karena mereka berpihak pada penyelarasan orang-orang yang tertindas dan hal ini akan mampu menarik perhatian publik. Sedangkan pada data yang dianalisis, Ahok dan Djarot lebih banyak menggunakan tindak Representative dan hanya sekali menggunakan Declarative dibandingkan dengan tindak tutur lainnya karena Ahok dan Djarot sering memunculkan fakta-fakta dari hasil kinerja mereka selama periode kepemimpinan mereka yang lalu. Oleh karena itu, data digolongkan kedalam bentuk tindak Commisive, Expressive,Representative dan Declarative yang digunakan sebagai strategi dalam acara kampanye politik, dimana penting bagi kandidat untuk membujuk, mempengaruhi dan meyakinkan pendengar dalam memenangkan sebuah Pemilu. Dalam hal ini, para politisi berkomunikasi secara langsung dengan masyarakat umum untuk meyakinkan publik tentang program atau ide mereka. Biasanya, pembicara akan mempromosikan tentang diri mereka dan berbicara tentang potensi mereka untuk menjadi pemimpin yang baik dengan semua tujuan mereka. Keywords: Teori Tindak Tutur, Tindak Ilokusi, Pidato Politik
Item Type: | Thesis (S1) | ||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Contributors: |
|
||||||||
Subjects: | LANGUAGE AND LITERATURE | ||||||||
Divisions: | FAKULTAS SASTRA > Sastra Inggris | ||||||||
Depositing User: | Mr Alexander Jeremia | ||||||||
Date Deposited: | 14 Jan 2021 06:01 | ||||||||
Last Modified: | 14 Jan 2021 06:01 | ||||||||
URI: | http://repository.uki.ac.id/id/eprint/3036 |
Actions (login required)
View Item |