Kebertahanan Arsitektur dan Budaya Nusantara di Pecinan Lasem

Sudarwani, M. Maria and Purwanto, Edi and Rukhayah, R. Siti (2022) Kebertahanan Arsitektur dan Budaya Nusantara di Pecinan Lasem. Seminar Magister Arsitektur. pp. 1-17.

Text KebertahananArsitekturdanBudayaNusantaradiPecinanLasem.pdf Download (1MB)

Abstract

Dalam sejarah arsitektur dunia sejak kira-kira tahun 3500 SM di Cina, India dan Eropa sudah hadir karya-karya arsitektur yang saling berbeda (Ching, Jarzombek, & Prakash, 2017; Sopandi, 2013). Sudah tidak diragukan lagi bahwa arsitektur nusantara kita banyak mendapatkan pengaruh dari Arsitektur Cina dan Arsitektur India sampai dengan abad ke 15 (Prijotomo dalam Rahardhian et.al, 2018). Arsitektur Cina yang menjadi bagian dari sejarah Indonesia merupakan topik yang menarik, karena dari sekian banyak Arsitektur Cina di Indonesia masing-masing membawa ciri khas tersendiri yang cukup unik dengan material menyesuaikan kondisi lokal yang ada. Salah satunya adalah arsitektur Kawasan Pecinan Lasem Kabupaten Rembang Jawa Tengah. Salah satu keunikan Kawasan Pecinan Lasem yaitu adanya fenomena kebertahanan rumah tinggalnya dengan tapak yang cukup luas berbeda dengan pecinan lain yang pada umumnya berbentuk ruko, pola ruang kawasan pecinan yang khas berupa koridor yang terbentuk dari pagar pembatas di kanan kiri, jajaran gerbang rumah dengan atap Arsitektur Cina yang khas. Selain itu arsitektur Pecinan Lasem juga berkombinasi dengan arsitektur nusantara yaitu langgam Arsitektur Jawa diperlihatkan dengan adanya keberadaan pendhapa yang berhubungan dengan rumah samping kiri, samping kanan dan rumah utama di rumah tinggal Pecinan Lasem. Kebertahanan budaya nusantara seperti gamelan, wayang, petungan/pasaran Jawa, selametan/kenduri, dan batik tulis juga masih bertahan di Lasem. Batik tulis Lasem bahkan menjadi ikon budaya kota Lasem dan merupakan mata pencaharian yang mendukung potensi ekonomi Kota Lasem.

Actions (login required)

View Item