Tinjauan Yuridis Kewenangan Dewan Perwakilan Daerah Dalam Pembahasan Dan Persetujuan Rancangan Undang-Undang Menjadi Undang-Undang Berdasarkan Putusan Mahkamah Konstitusi No. 92/PUU/X/2012

Hasianna, Sophie (2022) Tinjauan Yuridis Kewenangan Dewan Perwakilan Daerah Dalam Pembahasan Dan Persetujuan Rancangan Undang-Undang Menjadi Undang-Undang Berdasarkan Putusan Mahkamah Konstitusi No. 92/PUU/X/2012. S1 thesis, Universitas Kristen Indonesia.

	Text (HalJudulAbstrakDaftarisiDaftarGambarDaftarTabelDaftarlampiran) HalJudulAbstrakDaftarisiDaftarGambarDaftarTabelDaftarlampiran .pdf Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike. Download (753kB)
	Text (BABI) BABI.pdf Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike. Download (277kB)
	Text (BABII) BABII.pdf Restricted to Registered users only Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike. Download (324kB)
	Text (BABIII) BABIII.pdf Restricted to Registered users only Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike. Download (285kB)
	Text (BABIV) BABIV.pdf Restricted to Registered users only Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike. Download (341kB)
	Text (BABV) BABV.pdf Restricted to Registered users only Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike. Download (178kB)
	Text (DaftarPustaka) DaftarPustaka.pdf Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike. Download (192kB)
	Text (Lampiran) Lampiran.pdf Restricted to Repository staff only Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike. Download (491kB)

Abstract

Dewan Perwakilan Daerah (DPD) merupakan lembaga perwakilan daerah yang salah satu fungsinya yaitu dalam hal legislasi. DPD memiliki kewenangan pembahasan Rancangan Undang-Undang (RUU) yang berkaitan dengan kepentingan daerah dan hal lain sesuai Pasal 22D ayat (2) UUD NRI Tahun 1945. Namun, mekanisme pembahasan RUU termasuk persetujuan RUU menjadi UU tersebut belum memberikan kepastian hukum dan masih sangat terbatas dimiliki DPD.Penelitian ini menggunakan jenis penelitian yuridis normatif tetapi dalam pelaksanaannya didukung dengan penelitian yuridis empiris dan pendekatan berupa perundang-undangan dan konseptual. Jenis dan sumber data yang digunakan yaitu data primer berupa hasil wawancara anggota DPD dan data sekunder berupa bahan hukum primer yang terdiri dari beberapa UU dan Putusan MK No. 92/PUU-X/2012 serta bahan sekunder berupa buku, jurnal, dan karya tulis ilmiah lainnya yang berkaitan dengan kewenangan DPD.Kewenangan pembahasan yang dimiliki DPD hanya sampai pada tingkat I sedangkan pembahasan tingkat II yang merupakan persetujuan RUU menjadi UU tidak dimiliki DPD. Artinya, mekanisme pembahasan dan persetujuan RUU menjadi Undang�Undang (UU) masih didominasi DPR. Penataan kewenangan DPD tersebut dapat dilakukan melalui amandemen terbatas kelima UUD NRI Tahun 1945 secara hati-hati./ The Regional Representative Council (DPD) is a regional representative institution whose one function is in terms of legislation. The DPD has the authority to discuss Draft Laws (RUU) related to regional interests and other matters in accordance with Article 22D paragraph (2) of the 1945 Constitution of the Republic of Indonesia. This research uses normative juridical research but in its implementation it is supported by empirical juridical research and approaches in the form of statutory and conceptual regulations. The types and sources of data used are primary data in the form of interviews with DPD members and secondary data in the form of primary legal materials consisting of several laws and the Constitutional Court Decision No. 92/PUU-X/2012 as well as secondary materials in the form of books, journals, and other scientific papers related to the authority of the DPD.The discussion authority that is owned by the DPD is only up to the level of discussion of the level II discussion, which is the approval of the bill, which is not owned by the DPD. This means that the discussion and approval of the bill into a law is still dominated by the DPR. Structuring the authority of the DPD can be done through the fifth limited amendment of the 1945 Constitution of the Republic of Indonesia carefully.

Actions (login required)

View Item