Manurung, Yosafat Agusto (2022) Tinjauan Yuridis Terhadap Dokter Dengan Pasien Kecantikan Kulit Tanpa Menggunakan Informed Consent (Studi Kasus Putusan MA Nomor 1441/pid.sus/2019/PN.MKS). S1 thesis, Universitas Kristen Indonesia.
Text (Hal_Judul_Daftar_Isi_Daftar_Gambar_Daftar_Lampiran_Abstrak)
HalJudulDaftarIsiDaftarGambarDaftarLampiranAbstrak.pdf Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike. Download (1MB) |
|
Text (BAB_I)
BABI.pdf Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike. Download (636kB) |
|
Text (BAB_II)
BABII.pdf Restricted to Registered users only Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike. Download (2MB) |
|
Text (BAB_III)
BABIII.pdf Restricted to Registered users only Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike. Download (508kB) |
|
Text (BAB_IV)
BABIV.pdf Restricted to Registered users only Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike. Download (693kB) |
|
Text (BAB_V)
BABV.pdf Restricted to Registered users only Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike. Download (267kB) |
|
Text (Daftar_Pustaka)
DaftarPustaka.pdf Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike. Download (383kB) |
|
Text (Lampiran)
Lampiran.pdf Restricted to Repository staff only Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike. Download (3MB) |
Abstract
Pentingnya Informed Consent atau Persetujuan kepada pasien haruslah digunakan untuk kepentingan medis guna mengetahui adanya penyakit lainnya atau tidak sebelum adanya tindakan kedokteran yang dipilih. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana peraturan yang mengatur tentang tindakan dokter dalam perawatan pasien dan bagaimanakah tindakan perawatan yang tidak menggunakan informed consent? (Studi Kasus putusan MA Nomor : 1441/Pid.Sus/2019/Pn.mks.) Metode penelitian yang digunakan adalah yuridis normatif, dengan menggunakan data sekunder berupa bahan hukum yang terdiri dari bahan hukum primer, sekunder, dan tersier. Berdasarkan hasil penelitian dan analisa penulis bahwa tindakan medis yang dilakukan dokter kepada pasien haruslah berpedoman pada informed consent. Karena pada undang-undang Nomor 29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran, Permenkes Nomor 290/Menkes/Per/III/2008 Tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran, Permenkes RI Nomor 1419/Men.Kes/Per/X/2005 tentang Penyelenggaraan Praktik Kedokteran, UU Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan sudah jelas dikatakan bahwa Setiap Tindakan Kedokteran Atau Kedokteran gigi yang akan dilakukan oleh dokter atau dokter gigi terhadap pasien harus mendapat persetujuan./ The importance of informed consent to the patient should be used for medical purposes to be aware of the presence of other diseases or not before any medical action is chosen. The formula of the problem in this study is how do the regulations governing the actions of doctors in patient care and how are the treatment actions that do not use informed consent? (Case Study of MA verdict No. 1441/Pid.Sus/2019/Pn.mks.) The research method used is normative juridical, using secondary data in the form of legal materials consisting of primary, secondary and tertiary legal materials. Based on the resultsxof the study and the author's analysis that medical actions taken by doctors toxpatients should be guided by informed consent. Because in law No. 29 of 2004 on The Practice of Medicine, Decree No. 290 / Menkes / Per / III / 2008 Concerning The Approval of Medical Action, Decree No. 1419 / Men.Kes / Per / X / 2005 on the Implementation of Medical Practice, Law No. 36 of 2009 on Health is clearly said that any Medical Or Dentistry Action to be performed by a doctor or dentist against the patient must be approved.
Actions (login required)
View Item |