Evaluasi Fungsi dan Tata Ruang Mall Akibat Perkembangan E-commerce dan Pasca Pandemi COVID-19 Studi Kasus : Mall Moro dan Living Plaza Purwokerto

Davinchy, Aron M. (2025) Evaluasi Fungsi dan Tata Ruang Mall Akibat Perkembangan E-commerce dan Pasca Pandemi COVID-19 Studi Kasus : Mall Moro dan Living Plaza Purwokerto. S2 thesis, Universitas Kristen Indonesia.

	Text (Hal_Judul_Daftar_Isi_Daftar_Tabel_Daftar_Gambar_Abstrak) HalJudulDaftarIsiDaftarTabelDaftarGambarAbstrak.pdf Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike. Download (6MB)
	Text (BAB_I) BABI.pdf Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike. Download (1MB)
	Text (BAB_II) BABII.pdf Restricted to Registered users only Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike. Download (1MB)
	Text (BAB_III) BABIII.pdf Restricted to Registered users only Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike. Download (679kB)
	Text (BAB_IV) BABIV.pdf Restricted to Registered users only Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike. Download (2MB)
	Text (BAB_V) BABV.pdf Restricted to Registered users only Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike. Download (426kB)
	Text (Daftar_Pustaka) DaftarPustaka.pdf Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike. Download (434kB)

Abstract

Mall adalah sebuah tempat terjadinya kegiatan jual beli. Keberadaan Mall dimulai dari lahirnya toko-toko serba ada atau supermarket yang memenuhi kebutuhan manusia.Coleman (2006) dalam Sari (2014) menyebutkan, “supermarket melahirkan one-stop shopping, dengan memberikan kenyamanan serta sesuai dengan gaya hidup pada abad ke-20 yang sibuk” (hlm. 40-41). Selanjutnya Mall berevolusi dari yang tadinya berkonsep tertutup menjadi lebih terbuka dengan penggabungan antara sirkulasi ruang yang dinamis, restoran, waktu luang, dan toko-toko perbelanjaan pada tahun 1960an, hingga pada akhir abad 20 berbagai pengembang properti seakan berlomba untuk mendirikan Mall yang besar dan mewah, karena pada masa ini Mall sudah masuk kepada gaya hidup masyarakat. Di Indonesia sendiri eksistensi Mall ditandai dengan dibangun dan diresmikannya Blok M Plaza pada tahun 1990.Dimana pada saat itu Mall ini digadang sebagai sentra bisnis di Jakarta Selatan. Namun dalam perkembangannya, memasuki abad ke 21 dengan perkembangan internet yang massiv di Indonesia dan fenomena penyebaran COVID-19 menyebabkan masyarakat lebih memilih untuk melakukan kegiatan perbelanjaan dengan online atau biasa disebut e-commerce.Kegiatan ini dirasa lebih aman dan efisien dibanding dengan mengunjungi Mall untuk berbelanja.Sehingga kemudian banyak pusat perbelanjaan menjadi sepi dari pengunjung. Hal ini tentunya dapat menggerus eksistensi dan fungsi Mall sebagai salah satu produk arsitektur yang memfasilitasi kegiatan berbelanja. Bukan tidak mungkin Mallakan menjadi “punah” atau fungsinya berkurang jika kedepannya tidak ada suatu bentuk inovasi atau penyesuaian agar Mall sebagai pusat perbelanjaan dapat tetap lestari dan eksis sebagai salah satu bagian dari peradaban manusia. Oleh sebab itu peneliti merasa perlu untuk mengkaji hal ini untuk menemukan faktor yang dapat menjaga kelestarian Mall dari segi arsitektural. Kata Kunci :Mall, Pusat Perbelanjaan, Belanja Online, Pandemi COVID-19. / Malls are building that function to facilitate users in buying and selling. The existence of Malls began from department stores or supermarkets that met human needs. Coleman (2006) said, “supermarkets create one-stop shopping, create convenience and are suitable for increasingly busy 20th century lifestyles” (page 40-41). Then the Mall evolved from a closed concept to a more open concept with the combination of dynamic space circulation, restaurants, leisure and shopping stores in the 19th century. Until the 2000, various property developers seemed to be competing to build large and luxurious Malls because at this time Malls had become part of people's lifestyle. In Indonesia, the existence of Malls was marked by the construction and inauguration of Blok M Plaza in 1990. At that time, this Mall was considered a business center in South Jakarta. However, in its development, entering the 21st century with the massive internet developments in Indonesia and the phenomenon of the spread of COVID-19 has caused people to prefer to carry out shopping activities online or what is usually called e-commerce. This is considered safer and more efficient than visiting the Mall to shop. So then many shopping centers became empty of visitors. This can certainly erode the existence and function of Malls as an architectural product that facilitates shopping activities. It is not impossible that Malls will become "extinct" or its function will be reduced if in the future there is no form of innovation or adjustment so that Malls as shopping centers can remain sustainable and exist as a part of human civilization. Therefore, researchers feel it is necessary to study this matter to find factors that can maintain the sustainability of the Mall from an architectural perspective Keywords :Mall, Shopping Center, e-commerce

Actions (login required)

View Item