Morella, Sasha Alma (2024) Penulisan Naskah Naratif dalam Karya Video Dokumenter Berjudul The Deaf Village. S1 thesis, Universitas Kristen Indonesia.
Text (Hal_Judul_Daftar Isi_Daftar_Tabel_Abstrak)
HalJudulDaftarisiDaftartabelLampiranAbstrak.pdf Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike. Download (1MB) |
|
Text (BAB_I)
BAB I.pdf Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike. Download (324kB) |
|
Text (BAB_II)
BAB II.pdf Restricted to Registered users only Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike. Download (365kB) |
|
Text (BAB_III)
BAB III.pdf Restricted to Registered users only Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike. Download (449kB) |
|
Text (BAB_IV)
BAB IV.pdf Restricted to Registered users only Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike. Download (271kB) |
|
Text (Daftar_Pustaka)
DAFTAR PUSTAKA.pdf Restricted to Registered users only Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike. Download (270kB) |
|
Text (Lampiran)
LAMPIRAN.pdf Restricted to Repository staff only Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike. Download (989kB) |
Abstract
Video dokumenter “The Deaf Village” adalah sebuah karya dokumenter yang dibuat untuk menggambarkan tentang keunikan fenomena kekolokan di Desa Bengkala yang terletak di Kabupaten Buleleng, Bali. Fenomena kekolokan yang terjadi ini adalah kondisi keterbatasan fisik sejak lahir di mana seseorang yang terlahir dengan keadaan bisu dan tuli atau disebut “kolok” dalam Bahasa Bali. Penyebab dari kekolokan ini masih diyakini oleh sebagian masyarakat terjadi akibat kutukan Sang Raja zaman Kerajaan Sri Jayapangus sehingga menjadi minim interaksi komunikasi dan disebut sebagai ‘desa kolok’. Dalam proses pembuatan video dokumenter ini membutuhkan sensivitas atau kepekaan yang tinggi terutama dalam proses penulisan naskahnya karena melibatkan masyarakat dari kelompok disabilitas atau penyandang bisu dan tuli di Desa Bengkala. Hal ini mencakup bagaimana proses wawancara dan dialog berlangsung pada saat proses pengumpulan informasi, sehingga dibutuhkan ahli Bahasa isyarat yang merupakan warga asli Bengkala untuk membantu peran penulis naskah dalam menuliskan naskah naratif dan menyusun naskah narasi video dokumenter. Melalui penulisan naratif, dokumenter berjudul “The Deaf Village” ini juga mengangkat fakta tentang keunikan fenomena kolok dan kehidupan sosial budaya masyarakat Desa Bengkala terutama terhadap kelompok disabilitas atau Kolok. Bagaimana mereka tetap dapat hidup berdampingan dan beraktivitas seperti warga normal lainnya. Video dokumenter ini bertujuan untuk memberikan informasi mengenai pentingnya penggunaan naskah naratif dalam proses pembuatannya dengan menggunakan pertanyaan yang telah disusun secara rapih sesuai dengan tema yang ditentukan dan jawaban narasumber sebagai sumber informasi utama penulisan naskah naratif dan naskah narasi, sehingga tidak hanya sekedar melakukan interaksi tanya jawab pada umumnya, tetapi juga memerlukan ahli Bahasa isyarat sebagai perantara kepada kelompok-kelompok disabilitas atau Kolok. Kata Kunci: Dokumenter, Bali, Desa Bengkala, Naratif. / The documentary video "The Deaf Village" is a documentary work created to illustrate the uniqueness of the kekolokan phenomenon in Bengkala Village located in Buleleng Regency, Bali. The phenomenon of kekolokan is a condition of physical disability from birth where a person is born with a state of mute and deaf or called "kolok" in Balinese. The cause of this dumbness is still believed by some people to be due to the curse of the King of the Sri Jayapangus Kingdom era so that there is minimal communication interaction and is referred to as 'kolok village'. In the process of making this documentary video, it requires high sensitivity, especially in the process of writing the script because it involves people from disability groups or mute and deaf people in Bengkala Village. This includes how the interview and dialog process takes place during the information gathering process, so a sign language expert who is a native of Bengkala is needed to assist the scriptwriter in writing the narrative script and compiling the documentary video narrative script. Through narrative writing, the documentary entitled "The Deaf Village" also raises facts about the uniqueness of the kolok phenomenon and the socio-cultural life of the Bengkala Village community, especially towards groups with disabilities or Kolok. How they can still coexist and do activities like other normal citizens. This video documentary aims to provide information about the importance of using narrative scripts in the process of making them by using questions that have been neatly arranged according to the specified theme and the answers of the sources as the main source of information for writing narrative scripts and narrative scripts, so that it is not just doing question and answer interactions in general, but also requires sign language experts as intermediaries to groups of disabilities or Kolok. Keywords: Documentary, Bali, Bengkala Village, Narrative
Item Type: | Thesis (S1) | ||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Contributors: |
|
||||||||||||
Subjects: | SOCIAL SCIENCES > Sociology > Culture SOCIAL SCIENCES > Social history and conditions. Social problems |
||||||||||||
Divisions: | FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK > Ilmu Komunikasi | ||||||||||||
Depositing User: | Users 5109 not found. | ||||||||||||
Date Deposited: | 15 Aug 2024 09:00 | ||||||||||||
Last Modified: | 15 Aug 2024 09:00 | ||||||||||||
URI: | http://repository.uki.ac.id/id/eprint/15953 |
Actions (login required)
View Item |