MANUSIA TELANJANG AFRIKA MENJADI KORBAN FENOMENA ARAB SPRING DI LIBYA

Salsabila, Jasmine Nur (2025) MANUSIA TELANJANG AFRIKA MENJADI KORBAN FENOMENA ARAB SPRING DI LIBYA. S1 thesis, Universitas Kristen Indonesia.

[img] Text (HalJudulDaftarIsiDaftarTabelDaftarGambarDaftarSingkatanDaftarLampiranAbstrak)
HalJudulDaftarIsiDaftarTabelDaftarGambarDaftarSingkatanDaftarLampiranAbstrak.pdf
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike.

Download (4MB)
[img] Text (BABI)
BABI.pdf
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike.

Download (426kB)
[img] Text (BABII)
BABII.pdf
Restricted to Registered users only
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike.

Download (1MB)
[img] Text (BABIII)
BABIII.pdf
Restricted to Registered users only
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike.

Download (1MB)
[img] Text (BABIV)
BABIV.pdf
Restricted to Registered users only
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike.

Download (1MB)
[img] Text (BABV)
BABV.pdf
Restricted to Registered users only
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike.

Download (214kB)
[img] Text (DaftarPustaka)
DaftarPustaka.pdf
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike.

Download (318kB)
[img] Text (Lampiran)
Lampiran.pdf
Restricted to Repository staff only
Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike.

Download (4MB)

Abstract

Pergolakan politik dan keruntuhan rezim Gaddafi menciptakan kondisi yang memungkinkan eksploitasi sistemik terhadap kelompok rentan, khususnya migran dari Afrika sub-Sahara. Arab Spring yang awalnya merupakan gerakan untuk demokratisasi justru memicu disintegrasi negara di beberapa wilayah, termasuk Libya, yang kemudian berubah menjadi titik transit utama imigran menuju Eropa.Dalam kekosongan kekuasaan dan ketiadaan hukum, migran kehilangan perlindungan legal dan menjadi sasaran empuk jaringan penyelundupan serta perdagangan manusia. Fenomena ini menunjukkan keterkaitan erat antara instabilitas politik dengan meningkatnya kejahatan transnasional serta pelanggaran hak asasi manusia. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi bagaimana korban human trafficking di Libya, dalam konteks pasca-Arab Spring, mengalami kondisi homo sacer melalui praktik kekerasan dan dehumanisasi yang secara sistematis menghilangkan hak-hak dasar mereka sebagai manusia dianalisis menggunakan teori homo sacer Giorgio Agamben dan konsep kekerasan Johan Galtung. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif-analitis, dengan memanfaatkan data primer dan sekunder sebagai sumber informasi utama untuk memperoleh pemahaman yang mendalam terhadap permasalahan yang dikaji. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kekosongan hukum dan otoritas negara di Libya pasca-Arab Spring menjadikan korban perdagangan manusia asal Afrika berada dalam kondisi bare life, di mana mereka terpinggirkan, kehilangan hak-hak dasarnya, dan berada di luar perlindungan hukum, sehingga dapat diperlakukan secara sewenang-wenang tanpa konsekuensi/Pergolakan politik dan keruntuhan rezim Gaddafi menciptakan kondisi yang memungkinkan eksploitasi sistemik terhadap kelompok rentan, khususnya migran dari Afrika sub-Sahara. Arab Spring yang awalnya merupakan gerakan untuk demokratisasi justru memicu disintegrasi negara di beberapa wilayah, termasuk Libya, yang kemudian berubah menjadi titik transit utama imigran menuju Eropa. Dalam kekosongan kekuasaan dan ketiadaan hukum, migran kehilangan perlindungan legal dan menjadi sasaran empuk jaringan penyelundupan serta perdagangan manusia. Fenomena ini menunjukkan keterkaitan erat antara instabilitas politik dengan meningkatnya kejahatan transnasional serta pelanggaran hak asasi manusia. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi bagaimana korban human trafficking di Libya, dalam konteks pasca-Arab Spring, mengalami kondisi homo sacer melalui praktik kekerasan dan dehumanisasi yang secara sistematis menghilangkan hak-hak dasar mereka sebagai manusia dianalisis menggunakan teori homo sacer Giorgio Agamben dan konsep kekerasan Johan Galtung. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif-analitis, dengan memanfaatkan data primer dan sekunder sebagai sumber informasi utama untuk memperoleh pemahaman yang mendalam terhadap permasalahan yang dikaji. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kekosongan hukum dan otoritas negara di Libya pasca-Arab Spring menjadikan korban perdagangan manusia asal Afrika berada dalam kondisi bare life, di mana mereka terpinggirkan, kehilangan hak-hak dasarnya, dan berada di luar perlindungan hukum, sehingga dapat diperlakukan secara sewenang-wenang tanpa konsekuensi/Political upheaval and the collapse of the Gaddafi regime created conditions that allowed for the systemic exploitation of vulnerable groups, especially migrants from sub-Saharan Africa. The Arab Spring, which was initially a movement for democratization, instead triggered the disintegration of states in several regions, including Libya, which then turned into a major transit point for immigrants heading to Europe. In a power vacuum and the absence of law, migrants lost legal protection and became easy targets for smuggling and human trafficking networks. This phenomenon shows the close relationship between political instability and the increase in transnational crime and human rights violations. This study aims to explore how victims of human trafficking in Libya, in the post-Arab Spring context, experience homo sacer conditions through practices of violence and dehumanization that systematically eliminate their basic rights as human beings analyzed using Giorgio Agamben's homo sacer theory and Johan Galtung's concept of violence. This study uses a qualitative method with a descriptive-analytical approach, utilizing primary and secondary data as the main sources of information to gain a deep understanding of the problems studied. The results of the study show that the legal vacuum and state authority in Libya post-Arab Spring have left African victims of human trafficking in a bare life, where they are marginalized, deprived of their basic rights, and outside legal protection, so they can be treated arbitrarily without consequences.

Item Type: Thesis (S1)
Contributors:
ContributionContributorsNIDN/NIDKEmail
Thesis advisorWene, Adrianus LenguNIDN0317058803/adrianus.wene@uki.ac.id
Subjects: POLITICAL SCIENCE
POLITICAL SCIENCE > International relations
Divisions: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK > Ilmu Hubungan Internasional
Depositing User: Ms Jasmine Nur Salsabila
Date Deposited: 22 Jul 2025 04:50
Last Modified: 22 Jul 2025 04:50
URI: http://repository.uki.ac.id/id/eprint/19736

Actions (login required)

View Item View Item