Rumah Baduy Sebagai Obyek Wisata yang Tetap Dilindungi Pelestariannya

Hartojo, Peni Joshiarti (2024) Rumah Baduy Sebagai Obyek Wisata yang Tetap Dilindungi Pelestariannya. S2 thesis, Universitas Kristen Indonesia.

	Text (Hal_Judul_Daftar_Isi_Abstrak) HalJudulDaftarIsiDaftarGambarDaftarTabelAbstrak.pdf Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike. Download (1MB)
	Text (BAB_I) BAB I.pdf Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike. Download (1MB)
	Text (BAB_II) BAB II.pdf Restricted to Registered users only Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike. Download (1MB)
	Text (BAB_III) BAB III.pdf Restricted to Registered users only Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike. Download (118kB)
	Text (BAB_IV) BAB IV.pdf Restricted to Registered users only Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike. Download (2MB)
	Text (BAB_V) BAB V.pdf Restricted to Registered users only Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike. Download (58kB)
	Text (Daftar_Pustaka) Daftar Pustaka.pdf Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike. Download (77kB)

Abstract

Tesis ini membahas rumah Baduy sebagai objek wisata yang tetap dilindungi pelestariannya, dengan adanya pengaruh perkembangan teknologi dan kunjungan wisatawan yang tiap minggu berwisata ke Kanekes .Penelitian berfokus pada warga Baduy luar didesa Kaduketug dan Baduy dalam di desa Cibeo, Kanekes, Kabupaten Lebak, yang telah mempertahankan cara hidup tradisional dan tetap menjaga keberadaan hutan lindung selama ratusan tahun, dengan membangun rumah secara bergotong royong dengan menggunakan bahan bangunan yang ada dihutan sekitarnya. Penentuan waktu membangun rumah harus seijin Puun (pemimpin adat), juga pembatasan pengambilan bahan dari hutan harus seijin puun dan diambil sesuai dengan kebutuhannya. Penelitian ini bertujuan untuk memahami bagaimana masyarakat Baduy berhasil menjaga tradisi mereka di tengah kemajuan teknologi modern. Metodologi penelitian mencakup pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi lapangan, wawancara dengan warga Baduy, dan tinjauan literatur yang terkait dengan Rumah Baduy. Secara seksama penelitian mengenai budaya, bentuk dan tatanan rumah Baduy didokumentasikan dan dianalisis dengan baik. Di tengah semakin terbukanya kawasan Baduy sebagai tujuan wisata budaya Kabupaten Lebak yang dimudahkan pencapaiannya dari Jakarta dengan adanya KRL, telah menjadikan pemukiman Baduy ramai dikunjungi wisatawan lokal maupun asing pada hari libur maupun sabtu-minggu. Penelitian membahas betapa pentingnya para wisatawan untuk menaati aturan yang ada, seperti diarea Baduy dalam, dilarang mengaktifkan alat komunikasi, mengambil foto, merokok, membawa minumam berakohol, berpakaian tidah sopan, juga adanya larangan menggunakan sabun dan odol selama berada di Baduy dalam. Hasil penelitian menekankan dengan taat pada ketentuan adat, telah menghasilkan kawasan pemukiman dengan tatanan rumah Baduy dan hutan lindung yang tetap terjaga keberadaannya sejak ratusan tahun. / This thesis discusses Baduy houses as tourist attractions whose preservation is still protected, with the influence of technological developments and tourist visits who travel to Kanekes every week. The research focuses on the outer Baduy residents in Kaduketug village and the inner Baduy in Cibeo village, Kanekes, Lebak Regency, who have maintaining the traditional way of life and maintaining the existence of protected forests for hundreds of years, by building houses in mutual cooperation using building materials found in the surrounding forests. Determining the time to build a house must have the permission of the Puun (traditional leader), also restrictions on taking materials from the forest must have the permission of the Puun and taken according to their needs. This research aims to understand how the Baduy people have managed to maintain their traditions amidst modern technological advances. The research methodology includes qualitative and quantitative approaches. Data collection was carried out through field observations, interviews with Baduy residents, and a review of literature related to Baduy Houses. Careful research into the culture, shape and layout of Baduy houses is well documented and analyzed. In the midst of the increasingly open Baduy area as a cultural tourism destination in Lebak Regency, which has been made easier to reach from Jakarta with the KRL, this has made Baduy settlements busy with local and foreign tourists on holidays and Saturdays. The research discusses how important it is for tourists to obey existing rules, such as in the Inner Baduy area, it is prohibited to activate communication devices, take photos, smoke, bring alcoholic drinks, dress inappropriately, and there is also a prohibition on using soap and toothpaste while in Inner Baduy. The results of the research emphasize that adhering to customary provisions has resulted in a residential area with a Baduy house layout and protected forest that has remained intact for hundreds of years.

Actions (login required)

View Item