Pemanfaatan Limbah Cangkang Kerang dan Abu Jerami Sebagai Substitusi Parsial Terhadap Kuat Tekan Beton

Marpaung, Petrus Tomu and Hutabarat, Lolom Evalita and Setiyadi, Setiyadi (2023) Pemanfaatan Limbah Cangkang Kerang dan Abu Jerami Sebagai Substitusi Parsial Terhadap Kuat Tekan Beton. Journal of Sustainable Civil Engineering, 5 (2). pp. 102-108.

[img] Text
PemanfaatanLimbahCangkangKerang.pdf

Download (550kB)
[img] Text (Hasil_Turnitin)
HasilTurnitinPemanfaatanLimbahCangkangKerang.pdf

Download (1MB)
Official URL: https://ejournal.lppm-unbaja.ac.id/index.php/josce

Abstract

Sebagai negara kepulauan dan lahan pertanian, wilayah pesisir dan pertanian mendominasi sebagian besar daratan Indonesia. Kondisi tersebut membuat limbah cangkang kerang dan abu jerami sangat mudah diperoleh dalam jumlah banyak sebagai bahan campuran pada beton yang menjadi solusi teknologi tepat guna sesuai kearifan lokal. Penelitian dilakukan dengan menggunakan benda uji berbentuk silinder sebanyak 24 buah dengan diameter 15cm dan tinggi 30cm, mengacu pada SNI 7656-2012 dengan rencana beton K-300 atau 25 MPa. Komposisi cangkang kerang 10% digunakan sebagai pengganti agregat halus, sedangkan komposisi abu jerami divariasikan yaitu 3%, 5%, dan 7% sebagai pengganti semen. Curing beton dilakukan 14 dan 28 hari sebelum uji tekan. Hasil pengujian pada umur 14 dan 28 hari memperlihatkan kuat tekan beton mencapai 24,72 MPa dan 25,00 MPa yang sesuai dengan kuat tekan rencana. Nilai kuat tekan beton campuran abu jerami padi dan kerang meningkat dari beton biasa pada umur 14 hari yaitu 25,95 MPa, 27,18 MPa, dan 26,04 MPa untuk masing-masing variasi 3%, 5%, dan 7%. Sedangkan pada umur beton 28 hari, dengan menggunakan variasi campuran limbah kerang 3%, 5%, dan 7% diperoleh kuat tekan sebesar 27,18 MPa, 28,21 MPa, dan 26,99 MPa. Dengan demikian terjadi peningkatan kuat tekan berkisar antara 0,05%-0,12% pada beton yang menggunakan campuran abu Jerami dan limbah cangkang. Kata kunci: Abu Jerami, Cangkang Kerang, Kuat Tekan Beton / As an archipelago and agricultural territory, coastal and agricultural areas occupy most of Indonesia's terrain. According to local wisdom, these characteristics make it very easy to collect vast amounts of shell waste and straw ash as a mixture for concrete, which is an ideal technological answer. The study employed 24 cylindrical test objects with diameters of 15cm and heights of 30cm, following SNI 7656-2012, and a concrete plan of K-300 or 25 MPa. As a substitute for fine aggregate, a 10% shellfish composition was employed, while the composition of straw ash was altered, specifically 3%, 5%, and 7% as a cement substitute. Concrete curing was done 14 and 28 days before the compressive test. The compressive strength of concrete reached 24.72 MPa and 25.00 MPa at 14 and 28 days, respectively, which was consistent with the design compressive strength. At 14 days, the compressive strength of concrete mixed with rice straw ash and shellfish was 25.95 MPa, 27.18 MPa, and 26.04 MPa for 3%, 5%, and 7% variations, respectively. Meanwhile, at a concrete age of 28 days, the compressive strength was 27.18 MPa, 28.21 MPa, and 26.99 MPa when a mixture of 3%, 5%, and 7% shellfish debris was used. Thus, the compressive strength of concrete utilizing a straw ash and shell waste mixture increases by 0.05% to 0.12%. Keywords: Compression Strength, Oyster-Shells, Rice Husk Ash

Item Type: Article
Subjects: TECHNOLOGY > Engineering (General). Civil engineering (General)
TECHNOLOGY > Building construction
Depositing User: Ms Mentari Simanjuntak
Date Deposited: 14 Nov 2023 07:33
Last Modified: 14 Nov 2023 08:09
URI: http://repository.uki.ac.id/id/eprint/12802

Actions (login required)

View Item View Item