Pemaknaan Khalayak Terhadap Fenomena Identitas Androgini Di Media Sosial

Saselah, Michael Richard (2019) Pemaknaan Khalayak Terhadap Fenomena Identitas Androgini Di Media Sosial. S1 thesis, Universitas Kristen Indonesia.

[img]
Preview
Text
Hal_Judul_Daftar_Isi_Daftar_Gambar_Abstrak.pdf

Download (1MB) | Preview
[img]
Preview
Text
BAB_I.pdf

Download (720kB) | Preview
[img] Text
BAB_II.pdf
Restricted to Registered users only

Download (629kB)
[img] Text
BAB_III.pdf
Restricted to Registered users only

Download (328kB)
[img] Text
BAB_IV.pdf
Restricted to Registered users only

Download (453kB)
[img] Text
BAB_V.pdf
Restricted to Registered users only

Download (190kB)
[img]
Preview
Text
Daftar_Pustaka.pdf

Download (398kB) | Preview

Abstract

Penelitian ini menganalisis bagaimana pemaknaan masyarakat terhadap fenomena androgini di media sosial. Androgini merupakan penggabungan karakter feminin dan maskulin dalam satu tubuh. Bagi masyarakat, androgini merupakan fenomena baru sehingga keberadaannya dianggap suatu penyimpangan bagi sebagian besar masyarakat. Hegemoni ideologi yang beredar pada masyarakat bahwa gender hanya ada dua, yaitu feminin dan maskulin. Sehingga, jika ada gender lain selain feminin atau maskulin, hal tersebut dianggap penyimpangan. Akibatnya, masyarakat seringkali melakukan tindakan diskriminasi terhadap kelompok androgini. Pemaknaan khalayak terhadap fenomena androgini dipengaruhi oleh banyak faktor. Untuk melihat bagaimana pemaknaan masyarakat tersebut, penelitian ini menggunakan teori resepsi dalam melakukan analisis. Data yang dikumpulkan dengan metode wawancara mendalam akan diuraikan dengan cara koding. Hasil koding tersebut kemudian dianalisis dan dibagi menjadi tiga kelompok pemaknaan diantaranya hegemoni dominan, negosiasi, dan opisisi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat lebih banyak tergolong pada kelompok negosiasi. Artinya, pemaknaan masyarakat mengenai androgini masih dipengaruhi oleh ideologi dominan yang ada. Masyarakat tidak bisa sepenuhnya menolak adanya androgini, namun juga tidak bisa sepenuhnya menerima karena tidak sesuai dengan budaya dominan. Kata Kunci: Androgini, Pemaknaan Khalayak, Jovi Adhiguna, Teori Resepsi This study analyzes how the society understanding of the phenomenon of androgyny through the social media. Androgyny is a blend of character between feminine and masculine inside one body. From society view, androgyny is a new phenomenon that the existent itself is a deviation for most of the public. The hegemon ideology that exist in society said that there are only two gender which is feminine and masculine. So if there is another gender beside feminine and masculine will be judge as a deviation. As the result, society often make discrimination action toward the androgyny group. The understanding of the society toward the androgyny phenomenon is fueled by a lot of factor. To see how the society views this phenomenon, this research use the reception theory in this analysis. Data collected by using interview method will be described by coding. The coding result then will be analyze and will be divided in to three meaning group which is dominant hegemony, negotiation and opposition. The research result shows that society is more towards the negotiation group. Meaning that the understanding of the society towards androgyny is still being influence by the dominant hegemony that exist. Society can’t fully denied the existent of androgyny, but they cannot fully accepted because it’s not in accordance with the dominant culture. Keywords: Androgyny, Societies Understanding, Jovi Adhiguna, Reception Theory

Item Type: Thesis (S1)
Contributors:
ContributionContributorsNIDN/NIDKEmail
Thesis advisorLase, Formas JuitanUNSPECIFIEDUNSPECIFIED
Subjects: LANGUAGE AND LITERATURE > Philology. Linguistics > Communication. Mass media
Divisions: FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK > Ilmu Komunikasi
Depositing User: Ms Sari Mentari Simanjuntak
Date Deposited: 17 Jan 2020 07:58
Last Modified: 17 Jan 2020 07:58
URI: http://repository.uki.ac.id/id/eprint/1112

Actions (login required)

View Item View Item