Potensi Kerja Sama RI-Mercosur Terkait Diversifikasi Impor Pangan Gandum dan Daging Sapi

Hutabarat, Leonard F. (2022) Potensi Kerja Sama RI-Mercosur Terkait Diversifikasi Impor Pangan Gandum dan Daging Sapi. Badan Strategi Kebijakan Luar Negeri: Policy Brief, 7 (9). pp. 1-8.

Text PolicyBriefPotensiKerjaSamaRIMercosurTerkaitDiversifikasi.pdf Download (579kB)

Abstract

Pada tahun 2021, Indonesia telah melakukan impor gandum dengan kode HS 1001 senilai USD 3,54 miliar. Impor gandum Indonesia berasal dari Australia (41,5%), Ukraina (25,9%), Kanada (18%), Argentina (4,7%), Amerika Serikat (3,7%), Bulgaria (1,6%), Brazil (0,8%), dan Rusia (0,02%). Selain kebutuhan domestik yang tinggi akan gandum, Indonesia juga membutuhkan impor daging sapi baik daging sapi beku maupun daging sapi segar untuk memenuhi permintaan dalam negeri. Pada tahun 2021, Indonesia mengimpor daging sapi beku dengan kode HS 0202 senilai USD 744,116 juta dan daging sapi segar dengan kode HS 0201 senilai USD 41,032 juta. Mayoritas im- por daging sapi beku Indonesia berasal dari India (38,7%), Australia (32,8%), dan Brazil (11,5%). Impor daging sapi segar Indonesia berasal dari Australia (97,9%), Jepang (1%), Amerika Serikat (0,7%), dan Selandia Baru (0,2%). Situasi keamanan suplai gandum dan daging sapi ke Indonesia pada tahun 2022 dapat terimplikasi oleh dua faktor yakni krisis Rusia-Ukraina dan penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK) di Indonesia pada hewan ternak khususnya sapi. Indonesia perlu mengantisipasi tantangan hambatan perdagangan dalam menghadapi situasi kea- manan suplai gandum dan daging sapi untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri kedua pangan tersebut. Perlu diketahui bahwa keperluan industri di Indonesia yang menggunakan bahan baku gandum di antaranya yaitu terigu untuk mie instan (55%), aneka produk roti (28%), makanan lainnya (17%), serta untuk pakan ternak sebagai alternatif jagung

Actions (login required)

View Item