REFLEKSI HARI IBU PEREMPUAN ITU HEBAT
PEREMPUAN ITU HEBAT
REFLEKSI HARI IBU, 22 DESEMBER 2020
PEREMPUAN ITU HEBAT
Dekrit Presiden (Soekarno) Nomor 316 Tahun 1959, menetapkan bahwa tanggal 22 Desember adalah Hari Ibu, dan dirayakan secara nasional hingga saat ini. Betapa mulianya tugas seorang ibu, dan memang kata Perempuan itu berasal dari bahasa Sanskerta, yang mempunyai arti yang diperempu dan dipertuan.
Ditinjau dari berbagai bahasa dan sudut pandang, misalnya:
- Bahasa Inggris Woman dan Man; perempuan lebih banyak hurufnya.
- Bahasa Inggris Female dan Male; perempuan lebih banyak hurufnya.
- Bahasa Indonesia Perempuan dan laki-laki; juga demikian.
- Bahasa Indonesia Wanita dan pria; juga demikian.
- Bahasa Malaysia Puan-Puan dan Tuan-Tuan; huruf P lebih dulu dari huruf T; ha…ha…ha…ketawa itu sehat dan menyehatkan!
Kisah pilu yang dialami sebuah keluarga, terdiri dari suami, isteri dan empat orang anak: 1. Si sulung, cowok SMP kelas 2;
2. Anak nomor 2, cewek SD kelas 6;
3. Anak nomor 3, cowok SD kelas 3;
4. Si bungsu, cewek masih TK.
Peristiwa nahas terjadi, Senin, tanggal……..si ibu bersepeda motor mengantar anaknya yang kelas 6 dengan terburu-buru karena mau ujian semesteran. Untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak. Terjadi kecelakaan, sianak terpental tapi selamat, namun si ibu nyawanya tak dapat ditolong dan tewas dalam perjalanan ke rumah sakit.
Hari-hari selanjutnya si ayah harus berperan ganda, sebagai ayah dan sekaligus ibu. Tanah makam itu masih merah Saudara dan kembang tabur terlihat masih segar menutupinya. Kondisi rumah yang sepi, sunyi dan nampak berantakan menjadi pemandangan yang jauh dari kerapian dan keteraturan sebagaimana ketika si ibu masih ada.
Tak banyak yang dapat dilakukan anak-anak, si bungsu masih beranggapan bahwa ibunya masih ada, setiap kali ia masuk ke kamar orangtuanya dan ada saja yang dimintanya, entah minta susu, minta makan, minta ditemani tidur, dan sebagainya. Dia belum paham bahwa ibunya telah tiada, pergi dan tak akan kembali lagi untuk selama-lamanya. Maklum dia masih terlalu kecil untuk memahami semua itu.
Hari terus berjalan, sebelum si ayah berangkat ke kantor, ia harus menyiapkan segala sesuatu keperluan anak-anaknya, mulai dari menyiapkan sarapan pagi, baju seragam, sepatu, peralatan sekolah, sampai mengantarnya ke sekolah satu per satu. Sesampai di kantorpun si ayah rupanya sudah letih dan kesedihan itu masih menggelayut di wajahnya, sehingga bekerjapun nampak tak bersemangat.
Kalau masalah pagi hari teratasi, masalah di siang hari pun jadi urusan berat baginya. Berdering telpon dari guru TK dan guru kelas 3 anak-anaknya; paaak kok belum dijemput putranya, sekolah sudah hampir ditutup. Terpaksalah si ayah meninggalkan pekerjaan untuk menjemput anak-anaknya.
Belum lagi masih terlihat bekas bercak darah mengering di pagar sekolah yang belum bersih. Hatinya hancur berkeping-keping, kenangan lama membayang dibenaknya. Tiba saat waktunya makan siang, mereka pun perlu makan siang, apa yang harus diperbuatnya, persediaan bahan mentah di kulkas sudah nyaris habis, hanya cukup kurang dari satu minggu. Lalu dibelinya makan siang di warung untuk mereka ber lima. Harga beli makanan matang tentu lebih mahal daripada masak sendiri. Jadilah ‘boros’, sehingga nyaris uang gajinya habis sebelum waktunya.
Oooh betapa hebatnya peran seorang ibu, isteriku tercinta, aku berat menjalani hari-hari kami sepeninggalmu. Allah ku….. kuatkanlah kami. Peran ibu (perempuan) sangatlah besar, terlebih saat ini, di tengah pandemi covid-19. Tugas ibu (perempuan) semakin ‘berat’, karena selain tuntutan tugasnya sehari-hari sebagai ibu rumah tangga, dia berperan besar dalam menjaga kesehatan keluarga.
Momentum memperingati HARI IBU salah satunya adalah momen dimana kita bisa mengapresiasi perannya, sekaligus sebagai apresiasi terhadap peran perempuan di tengah keluarga, serta di dunia kerja.
Jakarta, 20 Desember 2020
Salam: E. Handayani Tyas
HP. 081219862030
tyasyes@gmail.com