Harlim, Ago (2024) Manifestasi Kulit Akibat Kurang Gizi/Stunting. In: Prosiding Seminar Nasional : Stunting : Education Perspective. UKI Press, Jakarta, pp. 93-106. ISBN 978 623 8287 30 7
![]() |
Text
ManifestasiKulit.pdf Download (470kB) |
![]() |
Text (Hasil_Turnitin)
HasilTurnitinManifestasiKulit.pdf Download (6MB) |
Abstract
ntroduction: Stunting is short height; it can even be very short if seen based on height versus age as a result of chronic malnutrition during growth and development starting from the beginning of life. According to the WHO, in 2018, the prevalence of stunting among children under five in the world was 22%. According to the results of the 2019 Indonesian Toddler Nutrition Status Survey (SSGBI), currently there has been a decrease in the incidence of stunting from 30.8% in 2018 (Riskesdas 2018) to 27.67% in 2019, or a decrease of around 3.13%. Stunting data in Indonesia in 2022 reached 24.4% of cases.Method: Skin manifestations can be early signs and symptoms of malnutrition, which will lead to stunting. The characteristics of children who are malnourished, or what is usually called malnutrition, are very different from stunting and can be seen directly from their height. These nutritional disorders will manifest on the skin because the skin is an organ that can be seen from the outside and can be the basis for these skin disorders and for diagnosing disease.Results: Skin manifestations can be early signs and symptoms of malnutrition. Skin changes caused by inadequate nutritional intake vary widely and can be a reflection of deficiencies in several other nutrients.Conclusion: The cause of skin manifestations is a lack of protein and calories, nutritional protein, vitamin A, vitamin B complex, vitamin C, minerals, zinc, iron, and selenium. Lack of nutrition will affect brain development and physical development and will cause abnormalities in the skin and ultimately in body shape. Key words: stunting, skin manifestations, malnutrition / Pendahuluan : Stunting merupakan tinggi badan yang pendek bahkan bisa amat pendek jika dilihat berdasarkan tinggi badan berbanding umur akibat dari malnutrisi kronik pada masa pertumbuhan dan perkembangan mulai dari awal kehidupannya. Menurut WHO tahun 2018 prevalensi stunting pada balita di dunia sebesar 22%. Hasil Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) tahun 2019, saat ini terjadi penurunan angka kejadian stunting dari 30,8% pada tahun 2018 (Riskesdas 2018) menjadi 27,67% tahun 2019 atau turun sekitar 3,13%. Data stunting di Indonesia tahun 2022 mencapai 24.4% kasus. Metode: Manifestasi kulit dapat menjadi tanda dan gejala awal malnutrisi yang akan mengarah pada stunting. Ciri dari anak yang kekurangan gizi atau yang biasa di sebut dengan gizi buruk sangat berbeda dengan stunting, dapat di lihat secara langsung dari tinggi badannya. Kelainan gizi itu akan bermanifestasi pada kulit karena kulit bagian organ yang dapat di lihat dari luar, dan dapat menjadi dasar kelainan kulit tersebut dapat menjadi dasar diagnosis penyakit. Hasil: Manifestasi kulit dapat menjadi tanda dan gejala awal kekurangan gizi atau malnutrisi. Perubahan kulit disebabkan akibat asupan nutrisi inadekuat yang sangat bervariasi dan dapat menjadi gambaran defisiensi beberapa nutrisi yang lain. Kesimpulan : Penyebab dari manifestasi kulit adalah kekurangan protein dan kalori, protein gizi, vitamin A, vitamin B complex, vitamin c, mineral, zinc, zat besi, dan selenium. Kekurangan nutrisi tersebut akan berpengaruh pada perkembangan otak, fisik, dan akan menyebabkan kelainan pada kulitakhirnya ke bentuk tubuh. Kata kunci : stunting, manifestasi kulit, kurang gizi
Item Type: | Book Section |
---|---|
Subjects: | MEDICINE MEDICINE > Dermatology |
Depositing User: | Ms Mentari Simanjuntak |
Date Deposited: | 17 Jun 2025 04:57 |
Last Modified: | 17 Jun 2025 04:59 |
URI: | http://repository.uki.ac.id/id/eprint/19253 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |