Sianipar, Simeon Fernandes Marolop (2016) Kewenangan Mahkamah Konstitusi dalam Memutus Sengketa Pemilukada Suatu Tinjauan dari Ilmu Hukum Tata Negara. S1 thesis, Universitas Kristen Indonesia.
Text (Hal_Judul_Daftar_Isi_Abstrak)
HalJudulDaftarIsiAbstrak.pdf Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike. Download (282kB) |
|
Text (BAB_I)
BABI.pdf Restricted to Registered users only Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike. Download (287kB) |
|
Text (BAB_II)
BABII.pdf Restricted to Registered users only Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike. Download (260kB) |
|
Text (BAB_III)
BABIII.pdf Restricted to Registered users only Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike. Download (384kB) |
|
Text (BAB_IV)
BABIV.pdf Restricted to Registered users only Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike. Download (197kB) |
|
Text (Daftar_Pustaka)
DaftarPustaka.pdf Restricted to Registered users only Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike. Download (139kB) |
Abstract
Kewenangan Mahkamah Konstitusi dalam Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945) Pasal 47C ayat (1) setelah amandemen ke empat tentang Mahkamah Konstitusi. Kewenangan Mahkamah Konstitusi menurut Undang-Undang juga dalam UndangUndang Nomor 8 Tahun 2015 Perubahan atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 Tentang Penetapan PERPU Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Wali Kota Menjadi Undang-Undang Pilkada dan masuk dalam Undang-Undang Nomor 48 tahun 2009 Pasal 29 ayat 1 ((e)). Dalam penerapannya Mahkamah Konstitusi tidak boleh lepas dari pada teori dasar dalam membantu menyelesaiakan sengketa Pemilukada. Teori untuk penunjang dalam mengetahui sistem kelembagaan negara dimana tertuju pada Mahkamah Konstitusi. Teori-teori itulah Teori Negara Hukum, Teori Demokrasi, dan Teori Pemilihan Umum. Dalam penerapan aslinya kewenangan Mahkamah Konstitusi masih banyak banyak bertabrakan dengan peraturan Perundang-Undangan lainnya. Dimana Undang-Undang belum mengatur secara pasti dalam kewajiban Mahkamah Kostitusi untuk menyelesaikan sengketa Pemilukada. Hingga keluarlah Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 97/PUU-XIII/2013. Mahkamah Konstitusi berpedoman dalam Undang-Undang yang sementara memberikan tugas untuk menyelesaikan sengketa PEMILUKADA yaitu tersirat dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2015 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang pemilihan Gubernur, Bupati dan Walikota menjadi UndangUndang (PILKADA) Pasal 157. Hingga ada Badan Peradilan Khusus yang dibuat untuk Mengadili sengketa Pemilukada. Pembaruan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 Tentang Mahkamah Konstitusi untuk menambahkan tugas dan kewenangan Mahkamah Konstitusi dalam mengadili sengketa PEMILUKADA merupakan jalan keluar yang efisien dalam mengatasi masalah ini. Kata Kunci : Mahkamah Konstitusi.
Item Type: | Thesis (S1) | ||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Contributors: |
|
||||||||||||
Subjects: | LAW | ||||||||||||
Divisions: | FAKULTAS HUKUM > Ilmu Hukum | ||||||||||||
Depositing User: | Mr Novan Arbi | ||||||||||||
Date Deposited: | 19 Sep 2024 09:29 | ||||||||||||
Last Modified: | 19 Sep 2024 09:29 | ||||||||||||
URI: | http://repository.uki.ac.id/id/eprint/16273 |
Actions (login required)
View Item |