Hubungan antara Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dengan Kejadian Stunting pada Balita di Indonesia (Analisis Lanjutan Riskesdas 2018)

Triadi, Tania Natasha (2024) Hubungan antara Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dengan Kejadian Stunting pada Balita di Indonesia (Analisis Lanjutan Riskesdas 2018). S1 thesis, Universitas Kristen Indonesia.

	Text (Hal_Judul_Daftar_Isi_Abstrak) HalJudulDaftarIsiDaftarGambarDaftarTabelDaftarSingkatanDaftarLampiranAbstrak.pdf Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike. Download (1MB)
	Text (BAB_I) BABI.pdf Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike. Download (105kB)
	Text (BAB_II) BABII.pdf Restricted to Registered users only Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike. Download (186kB)
	Text (BAB_III) BABIII.pdf Restricted to Registered users only Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike. Download (184kB)
	Text (BAB_IV) BABIV.pdf Restricted to Registered users only Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike. Download (35kB)
	Text (Daftar_Pustaka) DaftarPustaka.pdf Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike. Download (100kB)
	Text (Lampiran) Lampiran.pdf Restricted to Repository staff only Available under License Creative Commons Attribution Non-commercial Share Alike. Download (632kB)

Abstract

Stunting, pada prinsipnya adalah merupakan suatu situasi dimana kurangnya asupan gizi yang kronis. yang disebabkan oleh kekurangan gizi kronis, dan sering didefinisikan sebagai berpostur pendek ditinjau berdasarkan usia kurang dari -2 Standar Deviasi (SD) pada kurva pertumbuhan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Berdasarkan temuan Riset Kesehatan Dasar tahun 2018, persentase stunting pada balita turun dari 37,2% pada tahun 2013 menjadi 30,8% pada tahun 2018. Sementara itu, data Survei Status Gizi Nasional (SSGI) tahun 2022 sebesar 21,6%. % penduduk Indonesia kini mengalami stunting. Bayi baru lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR) adalah penyebab utama yang berkontribusi terhadap terjadinya stunting terhadap anak balita. Riset dilakukan dengan memakai metode penelitian non-intervensionis, cross- sectional. Temuan penelitian menunjukkan bahwa kejadian stunting pada balita dan bayi baru lahir dengan berat badan lahir rendah tidak berkorelasi signifikan (p value = 0,971). Banyak faktor yang dapat menyebabkan stunting pada balita, tidak hanya oleh berat badan lahir rendah (BBLR). Ada variabel-variabel lain yang mempengaruhi kejadian ini, termasuk karakteristik rumah tangga dan keluarga, teknik keperawatan tidak memenuhi standar, nutrisi tambahan kurang mencukup, dan infeksi. / In theory, stunting is the result of a persistently low nutrient intake. a condition frequently described as small height based on age of less than -2 Standard Deviation (SD) on the World Health Organization's (WHO) growth curve and brought on by chronic malnutrition. The yearly proportion of stunting among children under five dropped from 37.2% in 2013 to 30.8% in 2018, according to the 2018 Basic Health Research results. In the meanwhile, the National Nutrition Status Survey (SSGI) for 2022 revealed that 21.6% of Indonesians are stunted. The primary factor contributing to stunting in children under five is low birth weight (LBW) newborns. Cross-sectional, non-interventionist research methodologies were used to perform the study. The frequency of stunting in toddlers and low birth weight neonates is not substantially associated, according to research findings (p value = 0.971). Stunting in toddlers can be caused by a variety of reasons, not just low birth weight (LBW). Other factors influencing this incidence include the nature of the home and family, substandard nursing practices, inadequate supplemental feeding, and infectious illnesses.

Actions (login required)

View Item