Febrina, Helen and Tewu, ML Denny (2023) Resiko Sistem Manajemen Kinerja yang Buruk Terhadap Perusahaan Start Up di Indonesia. Jurnal Manajemen Risiko, 3 (2). pp. 131-146. ISSN 2746 3982
Text
ResikoSistemManajemenKinerja.pdf Download (762kB) |
Abstract
This research aims to evaluate the effect of poor performance management on the failure of start-up companies in Indonesia. Start-ups are businesses engaged in developing new technology-based products or services. HR performance management is an important factor in maintaining the survival of start-ups. However, poor performance management can lead to various risks and impact start-up failure. This research uses a risk analysis method with a risk analysis matrix as a tool to identify the risks and impacts of poor performance management on start-up failure. This study involved several respondents from start-up companies (51.7%), conventional private (27.6%), contractors (12.1%) and other workforce (8.6%) in Indonesia. Data was collected through questionnaires and literature and analyzed using regression analysis. The results showed that poor performance management has a significant impact on start-up failure in Indonesia. A total of 84.5% of respondents agreed that a performance management system is very important in a company. The questionnaire results also show some of the reasons start-ups fail in Indonesia, namely: lack of capital / investors (17.2%), losing the competition (5.3%), poor performance management system (58.6%), legality policy (3.4%), products that do not fit the market (13.8%) and poor product quality (1.7%). Analysis on the matrix shows that human resource risk falls into the unacceptable (red) category, which means that mitigation is necessary because it greatly affects the failure or success of a company. Capital and competitor risks are in the Issue category (orange) so that mitigation needs to be done to reduce or minimize the occurrence of risk. Meanwhile, legality and operational risks are considered to be in the negligible risk category (green) so that mitigation is not really needed for this risk behavior. This is because legality and operational risks are considered not to interfere with the success of the company so they can still be ignored. Keywords: HR Risk, Performance Management, Risk Analysis Matrix, Start Up, Questionnaire Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh manajemen kinerja yang buruk terhadap gagalnya perusahaan start up di Indonesia. Start up merupakan bisnis yang bergerak dalam pengembangan produk atau jasa baru yang berbasis teknologi. Manajemen kinerja SDM menjadi faktor penting dalam menjaga kelangsungan hidup start up. Namun, manajemen kinerja yang buruk dapat menyebabkan berbagai risiko dan berdampak pada kegagalan start up. Penelitian ini menggunakan metode analisis risiko dengan matriks analisis risiko sebagai alat untuk mengidentifikasi risiko dan dampak dari manajemen kinerja yang buruk terhadap gagalnya start up. Penelitian ini melibatkan beberapa responden dari perusahaan start up (51,7%), swasta konvensional (27,6%), kontraktor (12,1%) dan tenaga kerja lainnya (8,6%) di Indonesia. Data dikumpulkan melalui kuesioner dan kepustakaan serta dianalisis menggunakan analisis regresi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa manajemen kinerja yang buruk berdampak signifikan pada kegagalan start up di Indonesia. Sebanyak 84,5% responden setuju bahwa sistem manajemen kinerja sangat penting dalam suatu perusahaan. Hasil kuisioner juga menunjukkan beberapa alasan start up gagal di Indonesia yakni : kurang modal/ investor (17,2%), b. kalah dalam kompetisi (5,3%), sistem manajemen kinerja yang buruk (58,6%), kebijakan legalitas (3,4%), produk yang tidak sesuai dengan pasar (13,8%) dan kualitas produk yang buruk (1,7%). Analisis pada matriks menunjukkan bahwa risiko sdm masuk ke dalam kategori unacceptable (merah) yang artinya perlu dilakukan mitigasi karena sangat mempengaruhi gagal atau berhasilnya suatu perusahaan. Risiko modal dan kompetitor merupakan kategori Issue (orange) sehingga perlu dilakukan mitigasi untuk mengurangi atau meminimalis terjadinya risiko. Sedangkan risiko legalitas dan operasional dianggap ke dalam kategori risiko yang bisa diabaikan (hijau) sehingga tidak terlalu dibutuhkan mitigasi untuk perilaku risiko ini. Hal ini dikarenakan risiko legalitas dan operasional dianggap tidak mengganggu keberhasilan perusahaan sehingga masih dapat diabaikan. Kata kunci : Kuisioner, Manajemen Kinerja, Risiko SDM, Matriks Analisis Risiko,Start Up
Item Type: | Article |
---|---|
Subjects: | SOCIAL SCIENCES > Industries. Land use. Labor > Management. Industrial management |
Depositing User: | Ms Mentari Simanjuntak |
Date Deposited: | 30 Nov 2023 02:53 |
Last Modified: | 30 Nov 2023 02:53 |
URI: | http://repository.uki.ac.id/id/eprint/13004 |
Actions (login required)
View Item |